Minggu, 13 Desember 2015

Tentang TK & PG Khalifah

TK & PG Khalifah didirikan oleh Ippho Santosa, seorang pelopor otak kanan, penerima MURI Award, dan penulis buku-buku mega-bestseller. Berdiri di Batam pada tahun 2007 di bawah naungan Yayasan Khalifah Generasi Emas. Kemudian dengan konsep kemitraan berkembang menjadi 80-an cabang di seluruh Indonesia. Adapun nama Khalifah telah dipatenkan.
TK & PG Khalifah mempunyai konsep tauhid dan entrepreneurship. Di sini, setiap hari anak-anak praktik sholat dhuha, yang identik dengan sholat rezeki. Setiap Kamis, praktik puasa dan sedekah. Anak-anak juga diajarkan untuk mencintai Nabi dan para sahabat dengan cerita, lagu, dan tepuk khas TK Khalifah. Diharapkan hadirlah generasi yang soleh dan tangguh. Contoh saja, salah satu lirik lagu di TK Khalifah, “Hidupku hanya untuk Allah. Teladanku Rasulullah. Baktiku untuk ibu dan ayah. Akulah anak Khalifah.”
TK & PG Khalifah menerapkan konsep soleh dan tangguh. Nah, salah satu cara konkritnya adalah Program 100 Hari. Di mana dalam 100 hari, anak dapat menghafal berbagai surat, menghafal Asmaul Husna, praktik sholat dhuha, praktik sedekah, praktik puasa, mencintai Nabi, dan lain-lain. Outing pun kami arahkan ke bank dan tempat-tempat usaha, selain masjid terdekat. Bekerjasama dengan pengusaha pengusaha tempat tujuan outing agar memberi wawasan entrepreneurship kepada siswa dengan sharing tentang perjuangan memulai usaha sampai sukses menjadi pengusaha seperti sekarang, tentu saja disampaikan dengan bahasa anak anak. Karena terbiasa dan terlatih melihat dunia usaha, insyallah anak anak akan terasah kemampuannya dalam menangkap peluang dimasa depan.

cara mendidik anak usia dini balita agar cerdas pintar dan soleh



Anak adalah anugerah titipan tuhan yang diberikan kepada kita selaku orang tua, diibaratkan sebuah kertas polos putih bersih tanpa noda akan diisi tinta warna apa kertas itu ? tinta hitam, tinta biru ,tinta merah atau tinta emas terserah kita yang akan menggunakannya, begitu pula dengan anak tergantung cara orangtua mendidik anaknya.

Mendidik anak saat usia dini sangat penting  untuk masa depan anak dalam membangun pribadi dengan budi pekerti yang luhur,
cerdas, pintar dan memiliki akhlak yang soleh / solehah.
Anak sebagai generasi penerus silsilah keturunan keluarga yang menjadi pewaris seluruh harta kekayaan dari kedua orangtuanya. cara mendidik anak saat usia dini atau balita yang salah akan  menjerumuskan kedua orang tuanya baik di dunia maupun diakhirat.

Cara mendidik anak kecil mulai balita hingga dewasa menjadi anak berbakti, soleh dan solehah bukan hal yang mudah , diperlukan sikap
setia, kasih sayang, kesetiaan dalam membesarkan anak agar kelak menjadi generasi penerus yang bermanfaat bagi dirinya dan terlebih bangsa dan negara.

Bagaimana
cara mendidik anak secara islami  saat usia dini atau balita agar cerdas, pintar dan soleh.

Berikut 
ini tips cara mendidik anak saat usia dini atau balita ;

1.Utamakan pendidikan agama yang kuat

Agama adalah pondasi dalam membentuk akhlak yang soleh, perilaku dan tabiat yang mencerminkan sosok pribadi yang baik. mendidik anak dengan pendidikan agama merupakan langkah awal untuk menjadikan anak yang soleh / solehah

Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (Kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa. (QS. Al-furqon;74).

Fakta dan data juga membuktikan bahwa tidak sedikit anak menjadi kebanggaan orang tua dalam berbagai hal, baik itu menyangkut karakternya maupun prestasinya. Sejak usia dini hingga memasuki dunia orang tua sekalipun anak yang bersangkutan dilahirkan dalam taqdir yang kurang menguntungkan dimana orang tuanya dalam kondisi ekonomi lemah dan tidak berprofesi sebagai guru atau profesi terhormat lainnya.
Dalam konteks inilah Tuhan sudah mewanti-wanti bahkan dengan bahasa yang tegas agar para orang tua memberikan perhatian yang serius terhadap anak agar tidak masuk dalam kategori negatif seperti di atas. Perhatian atau perlakuan yang paling efektif untuk menjadikan anak menjadi generasi emas baik di dunia ,lebih-lebih untuk menghantarkan mereka ke surga adalah pendidikan. Pernyataan Tuhan yang cukup tegas tentang tangggung jawab kita terhadap masa depan anak dapat dilihat pada beberapa ayat berikut;

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan (QS.at-Tahrim:6).

Pada ayat lain Allah berfirman;

Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.( An Nisa;9)
“Setiap di antara kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban


Pendidikan Saat Kelahiran sampai Berusia 7 hari
Usia dini adalah saat yang paling strategis untuk menanamkan nilai-nilai pendidikan terhadap si buah hati, karena masa ini anak sudah dibekali potensi tauhid ketika masih berada dalam rahim sang ibu, sehingga sang belahan jiwa ini berada dalam keadaan suci. Hal ini dapat kita temukan pada ayat berikut ini;


Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku Ini
Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap Ini (keesaan Tuhan)", ( Q.S. Al-A’rof; 172)

Ayat di atas mengisyaratkan bahwa setiap bayi yang dilahirkan sudah membawa satu kontrak antara dirinya dengan Sang Khaliq. Setiap bayi bersaksi bahwa Tuhannya hanyalah Allah. Persaksian tersebut akan diabaikan oleh setiap individu yang dilahirkan jika tidak ditopang oleh pendidikan yang efektif dan komprehensif .
Dalam hadis Rasulullah juga ungkapkan;

Setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang menyebabkan ia menjadi Yahudi, Nasrani, atau Majusi. (H.R. Bukhori ).

Orang pertama yang paling bertanggung jawab terhadap kontinuitas tauhid anak adalah orang tua.. Maka pendidikan adalah sesuatu yang mutlak harus dilakukan oleh orang tua tanpa dapat ditawar, jika tidak maka anak akan mengingkari fithrahnya selanjutnya akan tumbuh dan berkembang lari dari koridor agama.
Sebuah sya’ir Arab mengatakan bahwa ibu adalah sebuah madrasah bagi anak-anaknya;
Islam sudah mempunyai konsep yang sangat mulia dan komprehensif sejak anak dalam usia dini sebagai dasar dalam mempersiapkan dan membentuk generasi-generasi potensial dimasa mendatang. Diantaranya Islam menganjurkan pendidikan-pendidikan sebagai berikut ;

a. Mendidik anak untuk bersyukur.
Pendidikan yang dapat dilakukan dalam menyambut kedatangan sibuah hati adalah dengan menyampaikan kabar gembira dan ucapan selamat. Budaya ini disunatkan ajaran Islam bagi seorang muslim untuk menyegerakan ungkapan rasa kabar gembira dan mengucapkan selamat bagi saudaranya yang mendapatkan keturunan. Pendidikan yang ditanamkan dalam hal ini adalah untuk mensyukuri nikmat Allah dan juga untuk memperkuat ikatan persaudaraan dan menyebarkan rasa cinta antar muslim.
Dan Sesungguhnya utusan-utusan kami (Malaikat-malaikat) Telah datang kepada lbrahim dengan membawa kabar gembira, mereka mengucapkan:


"Selamat." Ibrahim menjawab: "Selamatlah," Maka tidak lama Kemudian Ibrahim menyuguhkan daging anak sapi yang dipanggang. Maka tatkala dilihatnya tangan mereka tidak menjamahnya, Ibrahim memandang aneh perbuatan mereka, dan merasa takut kepada mereka. malaikat itu berkata: "Jangan kamu takut, Sesungguhnya kami adalah (malaikat-ma]aikat) yang diutus kepada kaum Luth."Dan isterinya berdiri (dibalik tirai) lalu dia tersenyum, Maka kami sampaikan kepadanya berita gembira tentang (kelahiran) Ishak dan dari Ishak (akan lahir puteranya) Ya'qub.(QS.Nuh;69-71).

Pada surat lain Allah berkata pada kisah Nabi Zakariya AS.

Kemudian malaikat (Jibril) memanggil Zakariya, sedang ia tengah berdiri melakukan shalat di mihrab (katanya): "Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang puteramu) Yahya, yang membenarkan kalimat[193] (yang datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang nabi termasuk keturunan orang-orang saleh".(QS. Ali Imran ;39)

Surat lain mengugkapkan :

Hai Zakaria, Sesungguhnya kami memberi kabar gembira kepadamu akan (beroleh) seorang anak yang namanya Yahya, yang sebelumnya kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan Dia.( QS. Maryam ; 7
b. Mendidik anak untuk memiliki tauhid yang benar.
Ketika anak lahir Islam menyunatkan untuk dikumandangkan azan di telinga kanan dan iqomat di telinga kiri. sejak dini anak sudah dididik untuk beriman kepada allah dan Rasulullah serta melakukan ibadah mahdhoh yaitu sholat fardhu. Hal ini juga merupakan syi’ar Islam ketika dia memasuki dunia, sebagaimana kalimat tauhid ditalqinkan ketika menjelang akhir hidupnya. Hikmah lain yang terdapat dalam azan dan iqomah ini adalah terusirnya syetan dengan mendengarkan kalimat azan tersebut.
Hadis tentang mengazankan;

Jika tauhid anak tidak duduk sejak kecil, maka akan berpengaruh pada usia remajanya dan akan dikhawatirkan berakibat pada syirik, sementara doasa syrik tidak akan diampuni Tuhan. Allah berfirman dalam al-qur’an;

Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, Maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar( QS.an-Nisa’:47)

Rasulullah juga bersabda;
Mulailah bacaan kepada anak-anak kamu kalimat pertama dengan La Ilaha Illallah. ( H. R. Al-Hakim).

c. Mendidik anak agar sehat dan cerdas

Agar anak menjadi sehat dan cerdas, seorang ibu harus memperhatikan makanan, minuman yang halal, bergizi, dan berprotein. Salah satu yang dianjurkan untuk dilakukan adalah memberikan air susu ibu (ASI). Allah berfirman;
Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma'ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan.(QS.al-Baqoroh:233)
Apakah rahasia dibalik masa penyusuan selama dua tahun ? Mengapa tidak satu tahun atau lebih dari dua tahun? menurut Al Manar dalam tafsirnya bahwa masa dua tahun ini adalah momentum pewarisan kecerdasan intelektual, hal ini juga diperkuat oleh seorang cendekiawan Prof. Dr. Andi hakim Nasution dalam buku pengantar ke filsafat sains.

d. Mendidik anak untuk mempunyai pisik yang prima.

Disunatkan bagi ibu untuk mengunyah kurma kemudian meletakkan sebagian kunyahan kurma kepada jari dan memasukkannya kepada mulut bayi serta menggerakkannya ke kanan dan ke kiri dengan lembut (padaihon). Tujuannya adalah untuk menguatkan otot mulut bayi dengan menggerakkan lidah bersama kunyahan dan
tulang rahang bawah dengan jilatan sampai si bayi menyusui. ( Abdullah nasih ulwan,1994;77).
Dalil hadis lih. Kitab Nasih Ulwan
Menurut pendapat Prof. Dr. Aznan Lelo bahwa nutrisi dari dua biji kurma sebanding dengan satu piring nasi secara umum ( Ceramah puasa dan kesehatan di TVRI). Secara kesehatan hal ini sangat penting bagi si bayi. Inilah barang kali rahasia kenapa kurma disunnahkan untuk dicicipi kali pertama pada buka puasa.



e. Mendidik anak untuk memiliki jasmani yang sehat dan peduli sosial.
Untuk mewujudkan ini Islam menyunatkan mencukur rambut bayi (sebagai symbol) pada hari ke tujuh disertai dengan sedekah atau kenduri masyarakat yang disertai dengan penabalan nama. Anjuran ini didapat pada hadis berikut;
Disembelihkan kambing untuknya pada hari ke tujuh, dicukur rambutnya dan diberi nama. (HR. Ahmad dan Tirmidzi)
Cukur rambut adalah symbol untuk menyehatkan sang bayi, masih banyak yang dapat dilakukan oleh orangtua agar anak sehat.

C. Kesimpulan

Minimal empat terminologi anak dalam al-quran;
Ada beberapa pendidikan yang harus diberikan kepada anak sejak lahir sampai berusia tujuh hari yakni; bersyukur, bertauhid(dengan mengazankan), pendidikan jasmani (fisik yang kuat), kesehatan, dan kecerdasan.


2. Pahami sifat dan karakter anak


Orangtua yang baik berusaha memahami karakter anaknya. Ada anak yang sejak awal menunjukan karakter pemalu, periang. Introvert, extrovert atau penuh percaya diri.
 Sebaiknya perlakukan mereka sesuai dengan karakternya, dan jangan memaksakan anak untuk menjalani karakter lain. Atau memaksanya melakukan sesuatu yang dia belum merasa siap.

3. Hargai perilaku anak

Menghargai setiap perilaku baik anak sebanyak-banyaknya dan usahakan untk menghukumnya sesedikit mungkin. Jika anak melakukan kesalahan, jangan langsung dimarahi. Tapi gali alasan dia melakukannya, serta ajak dia berpikir apakah itu baik atau tidak. Bersikaplah tenang, karena pada dasarnya setiap perilaku anak adalah proses menemukan jatidiri atau identitas dirinya. Dengan cara ini, anak mengerti dan anda bebas
stress. Anak usia satu sampai dua tahun adalah usia yang segala perilakunya msaih bersifat eksplorasi. Maka berikanlah kesempatan itu, karena ini sangat bermanfaat untuk perkembangan otaknya.
4. Ajak anak berbicara dalam diskusi

Ingin anak yang pemberani dan punya sifat memimpin ? libatkan dalam diskusi keluarga, dengarkan dan hargai pendapatnya. Lakukan itu sejak dia kecil, agar ingatan itu tertancap di memorinya. Diskusikan banyak hal dengannya mulai dari memilih makanan, baju, berwisata ke mana, sampai sekolahnya sendiri. Hal ini penting untuk membentuk rasa percaya dirinya. Dengan kebiasaan ini, anak juga akan terbiasa dengan penyelesaian masalah secara demokratis.


5. manfaatkan momen bersama anak

Jika anda adalah orangtua bekerja, maka pintar-pintarlah mempergunakan kesempatan terbatas untuk berkomunikasi dengan anak anda seefektif mungkin. Sambil bercanda, usahakan mendapatkan pembicaaan yang ‘berisi’. Misalnya, ajaklah anak mengobrol dengan santai tentang berbagai hal ketika anda mengantar dia ke sekolah. Gunakan juga kesempatan untuk menanamkan nilai-nilai positif ketika anda menemani dia menonton televise. Mengajak diskusi selalu bisa diawali dengan pertanyaan-pertanyaan yang unik danmungkin bikin dia geli. Missal.”

6. sediakan waktu bersama anak

Meluangkan waktu khusus untuk berdua dengan anak merupakan hal yang penting untuk menumbuhkan ikatan batin antara anda dan anak. Manfaatkan kesempatan berdua untuk memahami dan mendekatkan diri dengan anak. Anda bisa memanfaatkan waktu tersebut mulai dari saat membangunkan atau mengantarkannya tidur, bermain bersama, menonton televisi bersama, pergi bersama ke tempat-tempat menarik, dan banyak lagi.

7. Ajarkan anak untuk bersikap disiplin

Jika anak sedari kecil dibiasakan untuk disiplin, maka dia akan menjadi pribadi yang teratur setelah dewasa. Terapkan mulai dari hal-hal yang kecil. gosok gigi, cuci kaki, merapikan tempat tidur setelah bangun pagi, sangat baik untuk membiasakan hidup mereka lebih teratur setelah dewasa. Terapkan disiplin secara konsisten. Jika anak melalaikannya, tidak ada salahnya anda memberikan sangsi.

8. Berilah contoh tauladan yang baik

Anak adalah peniru ulung, maka berhati-hatilah dalam bertingkah laku dan menjalankan kebiasaan.
Anak usia emas (0-5 Tahun) memiliki daya ingat yang sangat kuat, jadi apapun yang anda lakukan bisa menjadi modalnya dalam berprilaku di saat dewasa.
Dia belajar berprilaku melalui pengamatannya pada perilaku orang tuanya.
Maka berperilakulah yang baik dan hindarkan kata-kata kotor, karena apa yang kita ucapkan dan kita lakukan merupakan modal bagi anak kita dalam berperilaku dan berucap.

9. Komunikasi yang baik terhadap anak

Komunikasikan dengan jelas dan lembut. Ketika anda memberikan perintah kepada anak.
Berikan perintah yang spesifik dengan kalimat yang jelas untuk menghindari kebingungannya.



10. Sabar dan tahan amarah juga emosi kepada anak

Perilaku anak kadang membuat orangtua kesal dan jengkel. Sebagai orang tua harus bersikap sabar dihadapan anak,  jangan sampai  anak menjadi objek omelan, luapan emosi atau bahkan sampai membuat kita tak menghiraukan dan memperhatikannya

Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.(QS.Al-anfal;28)



DAFTAR PUSTAKA
Amini, Ibrahim, Ta’lim wa Tarbiyat, terj. Ahmad Subandi dan Salman Fadhlullah,Agar Tak Salah Mendidik, (Jakarta; Al-Huda) 2006
Al-Iman al-Bukhori al-Ja’fary, Sahih al-Bukhari, jilid ke-7, (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiah),1992 M
An- Naisyabury, Iman al-Qusyairy, Risalah Qusyairiyah: Induk Ilmu Tasauf, (Jakarta: Risalah Gusti), 1997
Elfiky, Ibrahim, Quwwat al-Tafkir, Terj. Khalifurrahman n Taufik Damas, Terapi Berpikir Positif,(Jakarta; PT. Ikrar Mandiri Abadi),2010.
Jalaluddin, Teologi Pendidikan,( Jakartaa; PT. Raja Grafindo), 2001
Jawad Nurbakhsy, Psikologi sufi, (Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru) 1992
Katsir, Ibnu, Tafsir Ibnu Katsir, terj. H. Salim Bahreisy dan H.Said Bahreisy, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsir,jilid 5, (Kuala Lumpur:Victory Agencie),2003
langgulung, Hasan, Asas-Asas Pendidikan Islam, (Jakarta: al-Husna Zikra), 2000
Muhammad, Ahsin Sakho dkk (Ed.), Ensiklopedi Al-Qur’an, ( Jakarta; PT. Kharisma Ilmu), 2007.
Muhaimin, Abdul Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam, kajian Filosofis dan Kerangka Dasar Operasionalisasinya,(Bandung;Trigenda karya), 1993.
Nasih Ulwan, Abdullah, Tarbiyatul Awlad Fi Al-Islam,( Mesir; Darussalam),1994
Mahmud Yunus, At Tarbiyatu wa At Ta’lim (Gontor;Trimurti), tt
Tauhid, Zainuri dkk (Ed), Pendidikan Anak Usia Dini Menurut Pandangan Islam, (Jakarta; MUI),2005
Thalib,M, 50 Pedoman Mendidik Anak Menjadi Sh

cara mendidik anak usia dini balita agar cerdas pintar dan soleh



Anak adalah anugerah titipan tuhan yang diberikan kepada kita selaku orang tua, diibaratkan sebuah kertas polos putih bersih tanpa noda akan diisi tinta warna apa kertas itu ? tinta hitam, tinta biru ,tinta merah atau tinta emas terserah kita yang akan menggunakannya, begitu pula dengan anak tergantung cara orangtua mendidik anaknya.

Mendidik anak saat usia dini sangat penting  untuk masa depan anak dalam membangun pribadi dengan budi pekerti yang luhur,
cerdas, pintar dan memiliki akhlak yang soleh / solehah.
Anak sebagai generasi penerus silsilah keturunan keluarga yang menjadi pewaris seluruh harta kekayaan dari kedua orangtuanya. cara mendidik anak saat usia dini atau balita yang salah akan  menjerumuskan kedua orang tuanya baik di dunia maupun diakhirat.

Cara mendidik anak kecil mulai balita hingga dewasa menjadi anak berbakti, soleh dan solehah bukan hal yang mudah , diperlukan sikap
setia, kasih sayang, kesetiaan dalam membesarkan anak agar kelak menjadi generasi penerus yang bermanfaat bagi dirinya dan terlebih bangsa dan negara.

Bagaimana
cara mendidik anak secara islami  saat usia dini atau balita agar cerdas, pintar dan soleh.

Berikut 
ini tips cara mendidik anak saat usia dini atau balita ;

1.Utamakan pendidikan agama yang kuat

Agama adalah pondasi dalam membentuk akhlak yang soleh, perilaku dan tabiat yang mencerminkan sosok pribadi yang baik. mendidik anak dengan pendidikan agama merupakan langkah awal untuk menjadikan anak yang soleh / solehah

Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (Kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa. (QS. Al-furqon;74).

Fakta dan data juga membuktikan bahwa tidak sedikit anak menjadi kebanggaan orang tua dalam berbagai hal, baik itu menyangkut karakternya maupun prestasinya. Sejak usia dini hingga memasuki dunia orang tua sekalipun anak yang bersangkutan dilahirkan dalam taqdir yang kurang menguntungkan dimana orang tuanya dalam kondisi ekonomi lemah dan tidak berprofesi sebagai guru atau profesi terhormat lainnya.
Dalam konteks inilah Tuhan sudah mewanti-wanti bahkan dengan bahasa yang tegas agar para orang tua memberikan perhatian yang serius terhadap anak agar tidak masuk dalam kategori negatif seperti di atas. Perhatian atau perlakuan yang paling efektif untuk menjadikan anak menjadi generasi emas baik di dunia ,lebih-lebih untuk menghantarkan mereka ke surga adalah pendidikan. Pernyataan Tuhan yang cukup tegas tentang tangggung jawab kita terhadap masa depan anak dapat dilihat pada beberapa ayat berikut;

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan (QS.at-Tahrim:6).

Pada ayat lain Allah berfirman;

Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.( An Nisa;9)
“Setiap di antara kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban


Pendidikan Saat Kelahiran sampai Berusia 7 hari
Usia dini adalah saat yang paling strategis untuk menanamkan nilai-nilai pendidikan terhadap si buah hati, karena masa ini anak sudah dibekali potensi tauhid ketika masih berada dalam rahim sang ibu, sehingga sang belahan jiwa ini berada dalam keadaan suci. Hal ini dapat kita temukan pada ayat berikut ini;


Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku Ini
Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap Ini (keesaan Tuhan)", ( Q.S. Al-A’rof; 172)

Ayat di atas mengisyaratkan bahwa setiap bayi yang dilahirkan sudah membawa satu kontrak antara dirinya dengan Sang Khaliq. Setiap bayi bersaksi bahwa Tuhannya hanyalah Allah. Persaksian tersebut akan diabaikan oleh setiap individu yang dilahirkan jika tidak ditopang oleh pendidikan yang efektif dan komprehensif .
Dalam hadis Rasulullah juga ungkapkan;

Setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang menyebabkan ia menjadi Yahudi, Nasrani, atau Majusi. (H.R. Bukhori ).

Orang pertama yang paling bertanggung jawab terhadap kontinuitas tauhid anak adalah orang tua.. Maka pendidikan adalah sesuatu yang mutlak harus dilakukan oleh orang tua tanpa dapat ditawar, jika tidak maka anak akan mengingkari fithrahnya selanjutnya akan tumbuh dan berkembang lari dari koridor agama.
Sebuah sya’ir Arab mengatakan bahwa ibu adalah sebuah madrasah bagi anak-anaknya;
Islam sudah mempunyai konsep yang sangat mulia dan komprehensif sejak anak dalam usia dini sebagai dasar dalam mempersiapkan dan membentuk generasi-generasi potensial dimasa mendatang. Diantaranya Islam menganjurkan pendidikan-pendidikan sebagai berikut ;

a. Mendidik anak untuk bersyukur.
Pendidikan yang dapat dilakukan dalam menyambut kedatangan sibuah hati adalah dengan menyampaikan kabar gembira dan ucapan selamat. Budaya ini disunatkan ajaran Islam bagi seorang muslim untuk menyegerakan ungkapan rasa kabar gembira dan mengucapkan selamat bagi saudaranya yang mendapatkan keturunan. Pendidikan yang ditanamkan dalam hal ini adalah untuk mensyukuri nikmat Allah dan juga untuk memperkuat ikatan persaudaraan dan menyebarkan rasa cinta antar muslim.
Dan Sesungguhnya utusan-utusan kami (Malaikat-malaikat) Telah datang kepada lbrahim dengan membawa kabar gembira, mereka mengucapkan:


"Selamat." Ibrahim menjawab: "Selamatlah," Maka tidak lama Kemudian Ibrahim menyuguhkan daging anak sapi yang dipanggang. Maka tatkala dilihatnya tangan mereka tidak menjamahnya, Ibrahim memandang aneh perbuatan mereka, dan merasa takut kepada mereka. malaikat itu berkata: "Jangan kamu takut, Sesungguhnya kami adalah (malaikat-ma]aikat) yang diutus kepada kaum Luth."Dan isterinya berdiri (dibalik tirai) lalu dia tersenyum, Maka kami sampaikan kepadanya berita gembira tentang (kelahiran) Ishak dan dari Ishak (akan lahir puteranya) Ya'qub.(QS.Nuh;69-71).

Pada surat lain Allah berkata pada kisah Nabi Zakariya AS.

Kemudian malaikat (Jibril) memanggil Zakariya, sedang ia tengah berdiri melakukan shalat di mihrab (katanya): "Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang puteramu) Yahya, yang membenarkan kalimat[193] (yang datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang nabi termasuk keturunan orang-orang saleh".(QS. Ali Imran ;39)

Surat lain mengugkapkan :

Hai Zakaria, Sesungguhnya kami memberi kabar gembira kepadamu akan (beroleh) seorang anak yang namanya Yahya, yang sebelumnya kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan Dia.( QS. Maryam ; 7
b. Mendidik anak untuk memiliki tauhid yang benar.
Ketika anak lahir Islam menyunatkan untuk dikumandangkan azan di telinga kanan dan iqomat di telinga kiri. sejak dini anak sudah dididik untuk beriman kepada allah dan Rasulullah serta melakukan ibadah mahdhoh yaitu sholat fardhu. Hal ini juga merupakan syi’ar Islam ketika dia memasuki dunia, sebagaimana kalimat tauhid ditalqinkan ketika menjelang akhir hidupnya. Hikmah lain yang terdapat dalam azan dan iqomah ini adalah terusirnya syetan dengan mendengarkan kalimat azan tersebut.
Hadis tentang mengazankan;

Jika tauhid anak tidak duduk sejak kecil, maka akan berpengaruh pada usia remajanya dan akan dikhawatirkan berakibat pada syirik, sementara doasa syrik tidak akan diampuni Tuhan. Allah berfirman dalam al-qur’an;

Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, Maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar( QS.an-Nisa’:47)

Rasulullah juga bersabda;
Mulailah bacaan kepada anak-anak kamu kalimat pertama dengan La Ilaha Illallah. ( H. R. Al-Hakim).

c. Mendidik anak agar sehat dan cerdas

Agar anak menjadi sehat dan cerdas, seorang ibu harus memperhatikan makanan, minuman yang halal, bergizi, dan berprotein. Salah satu yang dianjurkan untuk dilakukan adalah memberikan air susu ibu (ASI). Allah berfirman;
Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma'ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan.(QS.al-Baqoroh:233)
Apakah rahasia dibalik masa penyusuan selama dua tahun ? Mengapa tidak satu tahun atau lebih dari dua tahun? menurut Al Manar dalam tafsirnya bahwa masa dua tahun ini adalah momentum pewarisan kecerdasan intelektual, hal ini juga diperkuat oleh seorang cendekiawan Prof. Dr. Andi hakim Nasution dalam buku pengantar ke filsafat sains.

d. Mendidik anak untuk mempunyai pisik yang prima.

Disunatkan bagi ibu untuk mengunyah kurma kemudian meletakkan sebagian kunyahan kurma kepada jari dan memasukkannya kepada mulut bayi serta menggerakkannya ke kanan dan ke kiri dengan lembut (padaihon). Tujuannya adalah untuk menguatkan otot mulut bayi dengan menggerakkan lidah bersama kunyahan dan
tulang rahang bawah dengan jilatan sampai si bayi menyusui. ( Abdullah nasih ulwan,1994;77).
Dalil hadis lih. Kitab Nasih Ulwan
Menurut pendapat Prof. Dr. Aznan Lelo bahwa nutrisi dari dua biji kurma sebanding dengan satu piring nasi secara umum ( Ceramah puasa dan kesehatan di TVRI). Secara kesehatan hal ini sangat penting bagi si bayi. Inilah barang kali rahasia kenapa kurma disunnahkan untuk dicicipi kali pertama pada buka puasa.



e. Mendidik anak untuk memiliki jasmani yang sehat dan peduli sosial.
Untuk mewujudkan ini Islam menyunatkan mencukur rambut bayi (sebagai symbol) pada hari ke tujuh disertai dengan sedekah atau kenduri masyarakat yang disertai dengan penabalan nama. Anjuran ini didapat pada hadis berikut;
Disembelihkan kambing untuknya pada hari ke tujuh, dicukur rambutnya dan diberi nama. (HR. Ahmad dan Tirmidzi)
Cukur rambut adalah symbol untuk menyehatkan sang bayi, masih banyak yang dapat dilakukan oleh orangtua agar anak sehat.

C. Kesimpulan

Minimal empat terminologi anak dalam al-quran;
Ada beberapa pendidikan yang harus diberikan kepada anak sejak lahir sampai berusia tujuh hari yakni; bersyukur, bertauhid(dengan mengazankan), pendidikan jasmani (fisik yang kuat), kesehatan, dan kecerdasan.


2. Pahami sifat dan karakter anak


Orangtua yang baik berusaha memahami karakter anaknya. Ada anak yang sejak awal menunjukan karakter pemalu, periang. Introvert, extrovert atau penuh percaya diri.
 Sebaiknya perlakukan mereka sesuai dengan karakternya, dan jangan memaksakan anak untuk menjalani karakter lain. Atau memaksanya melakukan sesuatu yang dia belum merasa siap.

3. Hargai perilaku anak

Menghargai setiap perilaku baik anak sebanyak-banyaknya dan usahakan untk menghukumnya sesedikit mungkin. Jika anak melakukan kesalahan, jangan langsung dimarahi. Tapi gali alasan dia melakukannya, serta ajak dia berpikir apakah itu baik atau tidak. Bersikaplah tenang, karena pada dasarnya setiap perilaku anak adalah proses menemukan jatidiri atau identitas dirinya. Dengan cara ini, anak mengerti dan anda bebas
stress. Anak usia satu sampai dua tahun adalah usia yang segala perilakunya msaih bersifat eksplorasi. Maka berikanlah kesempatan itu, karena ini sangat bermanfaat untuk perkembangan otaknya.
4. Ajak anak berbicara dalam diskusi

Ingin anak yang pemberani dan punya sifat memimpin ? libatkan dalam diskusi keluarga, dengarkan dan hargai pendapatnya. Lakukan itu sejak dia kecil, agar ingatan itu tertancap di memorinya. Diskusikan banyak hal dengannya mulai dari memilih makanan, baju, berwisata ke mana, sampai sekolahnya sendiri. Hal ini penting untuk membentuk rasa percaya dirinya. Dengan kebiasaan ini, anak juga akan terbiasa dengan penyelesaian masalah secara demokratis.


5. manfaatkan momen bersama anak

Jika anda adalah orangtua bekerja, maka pintar-pintarlah mempergunakan kesempatan terbatas untuk berkomunikasi dengan anak anda seefektif mungkin. Sambil bercanda, usahakan mendapatkan pembicaaan yang ‘berisi’. Misalnya, ajaklah anak mengobrol dengan santai tentang berbagai hal ketika anda mengantar dia ke sekolah. Gunakan juga kesempatan untuk menanamkan nilai-nilai positif ketika anda menemani dia menonton televise. Mengajak diskusi selalu bisa diawali dengan pertanyaan-pertanyaan yang unik danmungkin bikin dia geli. Missal.”

6. sediakan waktu bersama anak

Meluangkan waktu khusus untuk berdua dengan anak merupakan hal yang penting untuk menumbuhkan ikatan batin antara anda dan anak. Manfaatkan kesempatan berdua untuk memahami dan mendekatkan diri dengan anak. Anda bisa memanfaatkan waktu tersebut mulai dari saat membangunkan atau mengantarkannya tidur, bermain bersama, menonton televisi bersama, pergi bersama ke tempat-tempat menarik, dan banyak lagi.

7. Ajarkan anak untuk bersikap disiplin

Jika anak sedari kecil dibiasakan untuk disiplin, maka dia akan menjadi pribadi yang teratur setelah dewasa. Terapkan mulai dari hal-hal yang kecil. gosok gigi, cuci kaki, merapikan tempat tidur setelah bangun pagi, sangat baik untuk membiasakan hidup mereka lebih teratur setelah dewasa. Terapkan disiplin secara konsisten. Jika anak melalaikannya, tidak ada salahnya anda memberikan sangsi.

8. Berilah contoh tauladan yang baik

Anak adalah peniru ulung, maka berhati-hatilah dalam bertingkah laku dan menjalankan kebiasaan.
Anak usia emas (0-5 Tahun) memiliki daya ingat yang sangat kuat, jadi apapun yang anda lakukan bisa menjadi modalnya dalam berprilaku di saat dewasa.
Dia belajar berprilaku melalui pengamatannya pada perilaku orang tuanya.
Maka berperilakulah yang baik dan hindarkan kata-kata kotor, karena apa yang kita ucapkan dan kita lakukan merupakan modal bagi anak kita dalam berperilaku dan berucap.

9. Komunikasi yang baik terhadap anak

Komunikasikan dengan jelas dan lembut. Ketika anda memberikan perintah kepada anak.
Berikan perintah yang spesifik dengan kalimat yang jelas untuk menghindari kebingungannya.



10. Sabar dan tahan amarah juga emosi kepada anak

Perilaku anak kadang membuat orangtua kesal dan jengkel. Sebagai orang tua harus bersikap sabar dihadapan anak,  jangan sampai  anak menjadi objek omelan, luapan emosi atau bahkan sampai membuat kita tak menghiraukan dan memperhatikannya

Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.(QS.Al-anfal;28)



DAFTAR PUSTAKA
Amini, Ibrahim, Ta’lim wa Tarbiyat, terj. Ahmad Subandi dan Salman Fadhlullah,Agar Tak Salah Mendidik, (Jakarta; Al-Huda) 2006
Al-Iman al-Bukhori al-Ja’fary, Sahih al-Bukhari, jilid ke-7, (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiah),1992 M
An- Naisyabury, Iman al-Qusyairy, Risalah Qusyairiyah: Induk Ilmu Tasauf, (Jakarta: Risalah Gusti), 1997
Elfiky, Ibrahim, Quwwat al-Tafkir, Terj. Khalifurrahman n Taufik Damas, Terapi Berpikir Positif,(Jakarta; PT. Ikrar Mandiri Abadi),2010.
Jalaluddin, Teologi Pendidikan,( Jakartaa; PT. Raja Grafindo), 2001
Jawad Nurbakhsy, Psikologi sufi, (Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru) 1992
Katsir, Ibnu, Tafsir Ibnu Katsir, terj. H. Salim Bahreisy dan H.Said Bahreisy, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsir,jilid 5, (Kuala Lumpur:Victory Agencie),2003
langgulung, Hasan, Asas-Asas Pendidikan Islam, (Jakarta: al-Husna Zikra), 2000
Muhammad, Ahsin Sakho dkk (Ed.), Ensiklopedi Al-Qur’an, ( Jakarta; PT. Kharisma Ilmu), 2007.
Muhaimin, Abdul Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam, kajian Filosofis dan Kerangka Dasar Operasionalisasinya,(Bandung;Trigenda karya), 1993.
Nasih Ulwan, Abdullah, Tarbiyatul Awlad Fi Al-Islam,( Mesir; Darussalam),1994
Mahmud Yunus, At Tarbiyatu wa At Ta’lim (Gontor;Trimurti), tt
Tauhid, Zainuri dkk (Ed), Pendidikan Anak Usia Dini Menurut Pandangan Islam, (Jakarta; MUI),2005




Oleh : Syarifudin S.Pd.